Abu Winner |
TAHUN ajaran baru telah dimulai beberapa minggu
lalu. Ada harapan, pendidikan memberikan angin segar bagi peningkatan
kualitas peserta didik. Upaya mewujudkan hal itu memang tak semudah
membalik telapak tangan. Butuh kerja sama solid serta kinerja yang baik
pengelola satuan pendidikan dan para pemangku kepentingan pendidikan.
Kerja sama itu mesti dibarengi semangat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu faktor yang berperan penting adalah pendidik. Pendidik diharapkan bisa mendayagunakan segala kompetensi, antara lain kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional.
Beragam kompetensi itulah yang semestinya dapat memfasilitasi peserta didik untuk menjadi manusia pembelajar sekaligus generasi penerus pembangunan bangsa. Dalam pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, pendidik mesti memahami karakter psikologis peserta didik dalam pembelajaran. Jadi terjadi integrasi antara hati dan diri sehingga memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Kedua, setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang tak sama satu. Karena itu pendidik harus menyadari betapa penting strategi pembelajaran yang tepat. Ketiga, pendidik harus menyeimbangkan tiga komponen utama peserta didik dalam pembelajaran, yakni komponen tubuh, pikiran, dan jiwa. Integrasi ketiga hal itu secara holistik melahirkan kegiatan belajar, bukan sekadar transfer pengetahuan. Itu tak cuma melibatkan pikiran, tetapi juga seluruh komponen diri.
Dalam buku The Power of Emotional and Adversity Quotient for Teachers, seorang pendidik dianalogkan sebagai air, udara , api, dan tanah. Ibarat air, guru harus terus menyejukkan dan memberikan kesegaran. Ibarat udara, guru harus terus melegakan dan memberikan nafas kehidupan. Ibarat api, guru harus terus menghangatkan dan memberi penerangan. Ibarat tanah, guru harus terus menopang dan memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang.
Begitulah seharusnya guru, pendidik yang selalu memberi ruang bagi perkembangan potensi peserta didik. Selalu membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai untuk menghadapi persaingan global.
Pendidikan harus tetap eksis dalam dinamika peradaban dunia dan tak lekang tergerus zaman. Semangat perbaikan dan peningkatan pembelajaran adalah tanggung jawab bersama bangsa Indonesia. Semoga, esok pendidikan kita lebih baik daripada hari ini. (53)
- Ismilah Ardianingrum, guru MIN Muktisari, Kebumen
Kerja sama itu mesti dibarengi semangat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu faktor yang berperan penting adalah pendidik. Pendidik diharapkan bisa mendayagunakan segala kompetensi, antara lain kepribadian, pedagogik, sosial, dan profesional.
Beragam kompetensi itulah yang semestinya dapat memfasilitasi peserta didik untuk menjadi manusia pembelajar sekaligus generasi penerus pembangunan bangsa. Dalam pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, pendidik mesti memahami karakter psikologis peserta didik dalam pembelajaran. Jadi terjadi integrasi antara hati dan diri sehingga memotivasi siswa dalam pembelajaran.
Kedua, setiap peserta didik memiliki gaya belajar yang tak sama satu. Karena itu pendidik harus menyadari betapa penting strategi pembelajaran yang tepat. Ketiga, pendidik harus menyeimbangkan tiga komponen utama peserta didik dalam pembelajaran, yakni komponen tubuh, pikiran, dan jiwa. Integrasi ketiga hal itu secara holistik melahirkan kegiatan belajar, bukan sekadar transfer pengetahuan. Itu tak cuma melibatkan pikiran, tetapi juga seluruh komponen diri.
Dalam buku The Power of Emotional and Adversity Quotient for Teachers, seorang pendidik dianalogkan sebagai air, udara , api, dan tanah. Ibarat air, guru harus terus menyejukkan dan memberikan kesegaran. Ibarat udara, guru harus terus melegakan dan memberikan nafas kehidupan. Ibarat api, guru harus terus menghangatkan dan memberi penerangan. Ibarat tanah, guru harus terus menopang dan memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang.
Begitulah seharusnya guru, pendidik yang selalu memberi ruang bagi perkembangan potensi peserta didik. Selalu membekali peserta didik dengan kompetensi yang sesuai untuk menghadapi persaingan global.
Pendidikan harus tetap eksis dalam dinamika peradaban dunia dan tak lekang tergerus zaman. Semangat perbaikan dan peningkatan pembelajaran adalah tanggung jawab bersama bangsa Indonesia. Semoga, esok pendidikan kita lebih baik daripada hari ini. (53)
- Ismilah Ardianingrum, guru MIN Muktisari, Kebumen
sumber : Suara Merdeka
No comments:
Post a Comment